Belajar 10 Maqamat Al-Qur'an Melalui Nasyid Syaikh Mishary Alafasy | Serial #MaqamatClass


Keahlian membaca Al-Quran bisa terlihat dari beberapa sisi; Fashohah makhraj wa shifat (kefasihan makhraj dan sifat huruf), ahkamut tajwid (menguasai hukum tajwid), waqaf wa ibtidaa' (faham dimana boleh berhenti dan bagaimana melanjutkan bacaan), dan taghanna atau tarannum qur'an (melagukan bacaan quran). Kali ini kita akan menyimak uraian dari Faqih Jauzy mengenai poin ke 4, yaitu bagaimana mengenal dan mengidentifikasi maqam dan mengimplementasikannya kedalam bacaan tilawah Al-Quran. Selamat belajar!

Membaca Al-Quran dengan suara merdu dan berirama yang dalam istilah lainnya juga dikenal dengan taghanni atau tilawah bukanlah hal yang baru dalam sejarah Islam. Pada zaman Rasulullah SAW, kegiatan semacam itu sudah dilakukan. Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan, Allah SWT menyukai orang- orang yang membaguskan suaranya ketika membaca Al-Quran.

"Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu sebagaimana Dia mendengarkan Nabi-Nya membaguskan bacaan Al-Quran dan mengeraskan suaranya." (HR Bukhari 7544, Muslim 792). Riwayat lain menyebutkan, "Bukan golongan kami, orang yang tidak taghanni dalam membaca Al-Quran." (HR Bukhari 350).

Salah satu sosok yang sangat mahir dalam melagukan Al-Quran di masa kita sekarang ini adalah syaikh Mishary Rasyid Alafasy. Beberapa bulan yang lalu kedatangan beliau ke Indonesia sangat berkesan bagi kita semua. Bagi para qari, hafizh quran ataupun santri pondok, beliau adalah idola. Beliau adalah penghafal Al-Quran plus menguasai banyak sanad qiraah, bacaan beliau fashih dengan suara yang sangat merdu, rekamannya diputar dimana-mana, beliau juga sangat pandai dalam melantunkan Al-Quran dengan menggunakan beragam maqam nada. Selain pandai mengaji beliau juga munsyid yang sudah merilis lebih dari 10 album nasyid. Luar biasa!

Membaca Al-Quran akan sangat indah jika bisa menyesuaikan antara makna ayat dengan rumus lagu. Seorang Qari seperti beliau yang mampu memahami makna ayat Al-Quran akan timbul dengan sendirinya melagukan Al-Quran sesuai dengan lagu yang cocok. Pada ayat yang menjelaskan tentang kesedihan, maka dengan spontanitas melagukan Shoba dan sikah. Begitu juga pada ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman akan dilagukan dengan lagu Hijaz dan Nahawand. Namun hal itu sangat sulit karena perlu memiliki ilmu yang dalam mengenai ilmu-ilmu Al-Quran sekaligus dengan seni bacaannya.

Kira-kira apa rahasia beliau? Sudah pasti maksimal dalam melatih dan mengembangkan skill yang dimiliki. Beliau berlatih dan terus berlatih dalam memperindah bacaan al-quran dan menguasai teknik vokal yang tepat untuk menghasilkan bacaan yang baik dan powerfull.

Maka di kesempatan kali ini kita akan belajar menguasai semua maqam-maqam al-Quran dengan cara praktis tanpa perlu menghafal tausyikh dan syair-syair lain, tetapi cukup dengan mendengarkan beberapa nasyid milik beliau yang akan membuat kita familiar dengan maqam-maqam tersebut. Karena pada dasarnya, maqam yang digunakan untuk melagukan Al-Quran itu sama dengan maqam nasyid beliau.

Langkah pertama untuk memulai pembelajaran ini adalah terlebih dahulu mengenal apa itu maqam, bagaimana sejarahnya dan apa saja jenis pembagiannya.

Coba dengarkan syair Maqamat berikut:


Sebelum memulai...

Semua metode yang akan kita pelajari ini hanya diperbolehkan jika kita sudah membenarkan bacaan kita sesuai tajwid. Jika bacaan kita masih kacau, maka belajar maqam belum dibutuhkan.

Imam Nawawi menuturkan, semua ulama sepakat bahwa memperindah suara dalam membaca Al-Quran diperbolehkan dalam batas-batas tertentu. Jika batas-batas tersebut dilanggar (seperti mengabaikan tajwid, menambahkan atau mengurangi satu huruf) maka bacaan seperti itu menjadi haram hukumnya.

Arti Maqam


Maqam adalah sekelompok nada yang memiliki dimensi tertentu, rasa irama khusus.

Secara tradisional, setiap maqam didasarkan pada skala. Not pertama dalam skala disebut tonik. Skala irama 8 tingkatan yang disebut Diwan atau Oktaf. Skala Maqam biasanya terbuat dari 7 not yang berulang pada oktaf, meskipun beberapa skala maqam dapat melampaui 8 not. Selain itu, beberapa skala maqam tidak mencapai kesetaraan oktaf pada nada ke-8.

Tingkat pertama pada maqam disebut qarar (suara rendah), dan tingkat terakhir disebut jawab (suara tinggi).

Maqamat Dasar Irama (8 maqam):

Sebenarnya terdapat puluhan maqam dalam irama Arab, sepert ‘Ajam, ‘Ajam ‘Ushayran, Athar Kurd, Awj ‘Iraq, Bastanikar, Bayati, Bayati Shuri, Dalanshin, Farahfaza, Hijaz, Hijazkar, Hijazkar Kurd, Husayni, Huzam, ‘Iraq, Jiharkah, Kirdan, Kurd, Lami, Mahur, Musta‘ar. Nahawand, Nahawand Murassa‘, Nairuz, Nawa Athar, Nikriz, Rahat al, Arwah, Rast, Saba, Saba Zamzam, Sazkar, Shadd ‘Araban, Shahnaz, Shawq Afza, Sikah, Sikah Baladi, Suzdalara, Suzidil, Suznak, ‘Ushaq, Masri, Yakah, Zanjaran, dll.

Tetapi dalam ilmu maqamat, terdapat maqam dasar yang merupakan cikal bakal dari maqam-maqam lainnya. Maqam-maqam ini disingkat menjadi satu kata dalam bahasa arab yaitu صنع بسحرك (artinya: dibuat dengan pesonamu), yaitu:
  1. Maqam Shoba (Sho) 
  2. Maqam Nahawand (Na) 
  3. Maqam Ajam ('A) 
  4. Maqam Bayati (Bi) 
  5. Maqam Sikah (Si) 
  6. Maqam Hijaz (H) 
  7. Maqam Rast (R) 
  8. Maqam Kurdi (K)
Maqamat dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok sesuai dengan tingkat konsentrasi nada awal pada tangga Nada:
  1. Kelompok yang memulai dari tangga nada do atau disebut juga rast, yaitu: Rast - Nahawand - Ajam
  2. Kelompok yang memulai dari tangga nada re atau disebut juga dokah, yaitu: Bayati - Hijaz - Saba - Kurd
  3. Kelompok yang memulai dari tangga nada mi atau disebut juga Sikah, yaitu: Sika atau Hazam.

Manfaat belajar Maqam

  1. Mengetahui keadaan yang diungkapkan oleh masing-masing maqam, dan mengetahui posisi  yang unggul dari suara kita.
  2. Mengetahui area suara kita dari mana dimulai dan di mana berakhir, sehingga dapat dikontrol, dan tanpa disonansi (kombinasi bunyi yang dianggap kurang enak di dengar)
  3. Membuat kita belajar menyusun, berimprovisasi, dan pindah dari maqam ke maqam dengan cara yang benar.
  4. Membuat kita belajar menggambarkan kata-kata dan ekspresi dengan kinerja dan melodi.
  5. Menambah kemampuan dalam melagukan al-quran untuk mendapatkan fadhilah sunnah.

Pembagian Jenis Maqam


Menurut Khadijah Ṣhalihah, jenis aliran lagu Al-Quran memiliki dua macam. Hal ini dapat dilihat dari sejarah timbul, tumbuh dan berkembangnya lagu-lagu Al-Quran, di antaranya:

1. Lagu Makkawi yakni lagu-lagu yang tumbuh dan berkembang di sekitar Jazirah Arab bagian Timur dan di Makkah. Lantunan lagunya menggambarkan suasana dan dialek bahasa lingkungan tersebut. Pada periode terdahulu para Qori Indonesia sering melantunkan lagu Makkawy saat membaca Al-Quran. Adapun nama-nama lagu Makkawi tersebut yakni Hijaz, Mayya, Raqby, Banjaka dan lain-lain.

2. Lagu Miṣri yakni lagu-lagu Arab model Mesir yang tumbuh dan berkembang pesat di lembah sungai Nil. Lagu model Mesir tersebut syahdu didengar dan terasa begitu lembut. Perkembangan lagu model Mesir ini sangat pesat di seluruh dunia Islam, termasuk Indonesia. Hal ini terbukti pada tahun 2006 hampir 99% masyarakat di Indonesia melantunkan lagu model Mesir saat membaca Al-Quran. Para Qari dan Qariah Indonesia melantunkan ayat Al-Quran dengan menggunakan maqam al-Arabiah yakni Bayati, Hijāz, Ṣabā, Rast, Jiharkah, Sikah, dan Nahawand.

Sejarah lagu dalam bacaan Al-Quran


Ibnu Manzhur memaparkan asal mula lagu Al-Quran dalam kitab Lisan al- ‘Arab itu memiliki dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa lagu Al-Quran itu berasal dari nyanyian budak-budak kafir yang tertawan ketika perang melawan kaum muslimin. Pendapat kedua mengatakan bahwa lagu Al-Quran itu berasal dari nyanyian nenek moyang bangsa Arab. Selanjutnya nyanyian bangsa Arab tersebut digunakan untuk melagukan Al-Quran.

Islam hadir di tengah-tengah tradisi dan kultur Jahiliyah masyarakat Arab dengan misi memperbaiki harkat dan martabat manusia dari moral yang rusak menuju moral yang teratur, dari kebudayaan dan peradaban yang gelap menuju kebudayaan dan peradaban yang bercahaya. Pada saat itu masyarakat Arab sudah mengenal peradaban yang diwarisi nenek moyangnya dan mau melihat serta menghargai sebuah karya seni yang indah khususnya seni sastra dan syair.

Kondisi itu berlangsung hingga masa Nabi Saw. Istri Nabi Saw yakni Siti Aisyah menceritakan bahwa dia memiliki dua Jariyah (pembantu rumah) yang mampu menyanyikan lagu-lagu Ba’ats yakni syair-sastra yang dilantunkannya yang dapat membangkitkan semangat perjuangan untuk mempertahankan diri dalam peperangan. Sikap menghargai sebuah karya seperti disebutkan di atas merupakan kabar baik bagi misi Islam untuk menyampaikan ajaran yang termuat dalam Al-Quran. Masyarakat Arab terpesona dengan Al-Quran yang dibacakan oleh Nabi Saw.

Bangsa Arab mendengar keindahan Al-Quran dilihat dari berbagai sisi baik dari segi susunan bahasanya, keserasian per-kalimatnya, dan apapun yang terdapat di dalamnya membuat decak kagum yang luar biasa. Mereka mendengar lantunan ayat Al-Quran yang dirasakan begitu asing namun memiliki daya tarik yang luar biasa. Mereka membandingkan dengan seksama antara Al-Quran, syair dan nyanyian. Mereka mampu menyimpulkan bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah Swt berbeda dengan syair dan nyanyian. Keindahan bacaan Al-Quran mampu menciptakan kerinduan yang semakin mendalam. Bangsa Arab semakin hari semakin meninggalkan ajaran nenek moyang mereka. Sehingga menjadikan Islam sebagai pilihan agamanya.

Jika benar bahwa lagu Al-Quran itu berasal dari nyanyian, tentu dapat dirumuskan dengan not balok. Sebagian besar para musisi mengakui kebenaran tersebut, akan tetapi kenyataannya tidak semua lagu dapat dirumuskan ke dalam not balok, termasuk lagulagu Al-Quran. Menurut Muhsin Alatas, not balok tidak dapat membantu dengan sempurna untuk mempelajari lagu-lagu Al-Quran, karena lagu Al-Quran mengandung perasaan yang sangat dalam.

"Syair-syair Arab yang pada awalnya berisi tentang kisah kehidupan, berganti menjadi syair pujian dan shalawat, yang pada akhirnya menempatkan Al-Quran berada di lapisan teratas dalam piramida tradisi handasah al-shaut pada masa Islam," ungkap M Husni Thamrin dalam tesisnya, Nagham Al-Quran: Telaah atas Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia.

Tips memulai belajar melagukan Al-Quran dengan nasyid


Beberapa tips yang bisa kita gunakan untuk memulai mempelajari maqam melalui nasyid-nasyid dari Syaikh Mishary Alafasy.
  1. Fokus lah pada menghafal irama masing-masing maqam, belum bagaimana memasukkan bacaan quran, setelah hafal maqamnya baru bisa mengalir digunakan pada bacaan.
  2. Setiap maqam punya ciri khas tersendiri, ada yang mudah ada pula yang butuh usaha, hafalkan yang menurut kita mudah terlebih dahulu.
  3. Setiap pembahasan maqam disediakan contoh azan beliau maqam tersebut, jika kesulitan belajar menggunakan nasyid pakailah adzannya terlebih dahulu.
  4. Ketika mendengar irama pada nasyid, bayangkanlah iarama tersebut ketika digunakan melantunkan bacaan Quran.
  5. Ketika mengikuti irama boleh langsung menerapkan pada vokal 'aaaa....'.
  6. Hal utama yang harus diingat dari sebuah maqam adalah tangga nadanya, yang kedua baru bagaimana membuat cengkok. Jika nada sudah dikuasai, improvisasi cengkok tidak akan susah tinggal memperbanyak jam terbang.
  7. Ketika sudah menguasai maqam dan menerapkan pada bacaan, berusahalah agar maqam yang menyesuaikan bacaan tajwid bukan sebaliknya.
  8. Pada beberapa nasyid ada yang penggunaannya lebih dari satu atau kolaborasi, maka harus benar-benar teliti untuk menyimak.

10 Maqamat Nagham Pada Nasyid Syaikh Mishary Rasyid Alafasy


Berikut ini link menuju pembahasan di setiap maqam. Pelajari dan maksimalkan satu persatu sebelum ka maqam lainnya agar penguasaan menjadi baik.
  1. Belajar Maqam Hijaz - Mengobati Keresahan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #1
  2. Belajar Maqam Shoba - Kesedihan dan Pengharapan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #2
  3. Belajar Maqam Sikah - Seni yang Murni | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #3
  4. Belajar Maqam Bayyati - Puitis dan Menenangkan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #4
  5. Belajar Maqam Kurdi - Cinta dan Keramahan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #5
  6. Belajar Maqam Nahawand - Powerfull dan Penyemangat | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #6
  7. Belajar Maqam Jiharka / 'Ajam - Harmonisasi Sempurna | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #7
  8. Belajar Maqam Rast - Indah dan Membahagiakan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #8
  9. Belajar Maqam Nawa Athar - Kekuatan & Ketegasan | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #9 (bonus)
  10. Belajar Maqam Banjaka - Kedalaman Seni | Belajar Nada Al-Qur'an Lewat Nasyid Mishary Alafasy Chapter #10 (bonus)

Semoga bermanfaat. Jika ada kesulitan beritahu kami melalui kolom komentar. Kamu bisa komentar dengan Facebook, akun google, Disqus, atau sebagai anonim. Syukran. [/MuslimGen]

No comments:

Powered by Blogger.